Senin, 11 Juni 2012

10 band indonesia yang nyaris bubar

“TAK ada band yang tak retak”, begitu kami pernah menulis judul di tabloid ini pada November 2004. Waktu itu, kami menyimpulkan nyaris tak ada band yang tak retak, ditinggal atau memecat personelnya. Entah di Barat sana maupun di sini.
Kabar paling anyar, grup band Radja ditingal dua personelnya, penabuh drum Seno dan bassist Indra. Konon alasannya, karena kakak beradik Ian Kasela (vokalis) dan Moldy (gitar) dinilai terlalu mendominasi. Seno dan Indra tak merasa ada kebersamaan lagi di band itu.     
Radja yang retak (atau pecah, terserah Anda memberi istilah untuk itu) menggelitik kami untuk melihat ke belakang mengulik band-band anak negeri yang juga pernah retak dan jadi berita saat itu.



Berikut daftar band tersebut :

10. Seurieus

Seurieus dikenal sebagai band rock kocak (tapi punya musikalitas serius) yang mengandalkan vokal Candil yang melengking tinggi. Hit “Rocker juga Manusia”, “Izinkan”, dan “Musik Jazz” pasti akan terasa lain bila bukan Candil yang menyanyikannya. Namun, apa mau dikata, di penghujung 2008 Candil yang bernama asli Dian Dipa Chandra memilih hengkang dari band yang sudah membesarkan namanya itu. Alasannya? Candil sudah merasa jenuh dan visinya tak lagi sejalan dengan band-nya. Kita tahu, selepas dari Seurieus Candil sibuk berakting di film dan tengah menggarap album solonya.


9.Kerispatih


Andai Sammy, sang vokalis, tidak tertangkap polisi Februari lalu saat sedang mengkonsumsi sabu, mungkin saat ini ia sedang keliling kota mempromosikan album baru bersama bandnya, Kerispatih. Namun takdir bicara lain, alih-aluih makin sering tampil di acara Dahsyat atau Inbox, Sammy malah mesti menginap di jeruji tahanan polisi. Sudah begitu, kawan-kawannya di Kerispatih sepakat memecatnya pula. Apa ini yang namanya sudah jatuh tertimpa tangga?


8. Jamrud


Jamrud jadi grup band cadas fenomenal negeri ini berkat hit semisal "Putri", "Nekad", "Kabari Aku", "Berakit-rakit", "Pelangi di Matamu", dan "Terima Kasih". Band yang dibentuk 1995 ini meroket setelah album Terima Kasih (1999) sukses besar dengan penjualan sekitar 900 ribu keping. Setelah menelurkan 6 album, pada 2007, mendadak vokalisnya, Krisyanto memilih cabut. Alasan resminya sama dengan Candil, Kris merasa jenuh dengan hidupnya sebagai anak band. Kris ikut membesarkan Jamrud dengan vokal “rusak”-nya yang serak. Setelah ditinggal Kris, baru awal tahun ini Jamrud memperkenalkan vokalis barunya, Donal.

7. Jikustik


Oke, grup band Jikustik belum sepenuhnya retak apalagi resmi pecah. Band ini hanya sedang vakum, dan personelnya sibuk sendiri-sendiri. Atau lebih tepatnya, vokalisnya, Pongky Barata yang terlihat lebih sibuk dengan band barunya The Dance Company. Pongky dianggap melupakan band asal Yogyakarta yang dibesarkannya lebih dari 13 tahun lalu itu. Personel Jikustik lain sampai mengiba-iba agar Pongky kembali konsentrasi pada Jikustik. Namun, kesibukannya di The Dance Company dan proyek-proyek turunannya (merilis album istrinya, istri-istri personel lain, dan bahkan anak-anak mereka). Jika sudah begini, apa Jikustik akan betulan pecah? Semoga sih tidak.


6. ADA Band

ADA Band terhitung band yang sering gonta-ganti personel. Band yang awalnya bernama B to 90’s itu awalnya tediri dari Dika (bas), Baim (vokal dan gitar), Herry (kibor), Iso Eddy (kibor), dan Eel (drum). Waktu masih bernama B to 90’s Herry hengkang dan membentuk Kin Band. Posisinya digantikan Krishna. Album pertama dan kedua band itu mengusung nama baru, ADA Band. Menjelang album ke-3, ADA Band pecah. Iso dan Eel cabut. Iso pergi karena tak bisa mermbagi waktu dengan kesibukannya yang lain. Sedang Eel karena tak sevisi lagi. Eel digantikan Rama. Kemudian yang paling bikin heboh, saat ADA Band ditinggal vokalisnya, Baim yang memilih bersolo karier. ADA Band kemudian merekrut vokalis baru, Donnie Sibarani. Vokalis baru ini terbukti tak membuat band ini tenggelam—justru makin bersinar karena Donnie ternyata lebih digilai cewek-cewek. Di album ke-8, Harmonius (2008) ADA Band ditinggal Krishna. Praktis, hanya Dika yang terus bertahan dari awal bersama ADA Band.


5. Sheila on 7


Sheila on 7 (So7) jadi band fenomenal di penghujung 1990-an dan awal 2000-an setelah albumnya terjual lebih dari 1 juta keping. Pada 2004, empat anggota So7 dan managernya (Duta, Adam, Eros, Sakti, dan Anton Kurniawan) malah sepakat memecat seorang anggotanya (Anton Widiastanto). Alasan didepaknya Anton karena ia dianggap tidak disiplin pada band. Lainnya, kemampuan bermusik Anto dipertanyakan. “Skill Anton tertinggal dari anak-anak lain,” kata manager So7 kala itu. Sepeninggal Anton, So7 tak pernah meraih lagi puncak popularitasnya seperti dulu. Belakangan, Sakti juga memilih mundur.


4. Peterpan

Peterpan salah satu grup band yang merasakan manisnya booming industri musik hingga awal 2000-an. Seperti Sheila on 7 dan Padi, Peterpan juga ikut menikmati albumnya laku lebih dari sejuta keping. Namun, bukan berarti juga band ini tak punya masalah. Pada 2006, dua personel Peterpan, Andika dan Indra dikeluarkan dengan dasar perbedaan kreativitas. Masalahnya, Andika-lah pemilik nama Peterpan. Maka, ia pun berhak tak membolehkan yang lain menggunakan nama Peterpan. Setelah dipecat, Andika dan Indra membuat band baru, The Titans. Sementara, Peterpan, hingga kini masih menyimpan nama barunya rapat-rapat.


3. Gigi

Gigi juga termasuk band yang sering gonta-ganti personel. Saat merilis album petama, Angan, personelnya adalah: Armand Maulana (vokal), Dewa Budjana (gitar), Thomas Ramdhan (bas), Baron (gitar), dan Ronald (drum). Kemudian Gigi ompong. Baron cabut karena mesti kuliah ke Amerika. Lalu, Thomas keluar sukarela karena kecanduan drugs. Thomas lalu digantikan Opet. Tapi Ronald, yang merasa soulmate Thomas, kemudian minta cabut. Ronald keluar dan digantikan Budhi Haryono. Ternyata itu belum formasi final. Opet keluar, tapi minta yang menggantikannya harus Thomas. Thomas-pun masuk lagi. Terakhir, Budhi minta break. Posisinya digantikan Gusti Hendy. Pada kami, Armand pernah berujar, “Saya sih maunya ini formasi terakhir. Soalnya capek dan perih kalau terus berganti-ganti pasangan.”


2. Dewa 19

Kalau band yang ini tak hanya gonta-ganti personel, tapi juga ganti nama. Semula namanya Dewa 19, lalu jadi Dewa saja, dan sekarang balik lagi jadi Dewa 19. Soal gonta-gonti personel yang paling fenomenal tentu saat vokalisnya, Ari Lasso pada 1998. Vokal Ari memberi warna tersendiri pada band ini. Karenanya, tindakan pentolan band ini, Ahmad Dhani mendepak Ari tergolong sangat berani. Kemudian, Dhani juga mendepak Erwin, sang bassist dan Wong Aksan, sang drummer. Dhani kemudian memilih Elfonda Maekel alias Once sebagai pengganti Ari. Konon, untuk menggembleng Once, Dhani harus memvakumkan Dewa selama 2 tahun. Dan jerih payahnya terbayar. Once mampu memberi warna tersendiri pada lagu-lagu Dewa (Dewa 19).


1. Slank

Buat kami, juaranya adalah Slank. Tidak tanggung-tanggung, pada 1997, dua personel Slank (Bimbim dan Kaka) memecat tiga anggota band sekaligus (Bongky, Indra, dan Pay). Menurut Bimbim, kurangnya loyalitas dan kedisiplinan jadi alasan utama pemecatan itu. Hebatnya—ini yang membuat Slank pantas jadi jawara—meski resminya hanya berdua, Slank mampu menelurkan album ke-6, Lagi Sedih. Memang dibantu additional player, Ivanka (bas) dan Reynold (gitar). Ivanka kemudian direkrut jadi personel tetap. Biar lengkap, Slank lantas merekrut dua orang lagi, Abdee (gitar) dan Ridho (gitar). Formasi ini bertahan hingga kini.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar